Tiada cinta tanpa pengorbanan










  
    Saudara-saudari yang di kasihi Yesus Kristus, bila Allah bertanya kepada kita, apakah engkau mencinta Aku? Maka dengan suara lantang kita akan mengatakan Tuhan aku sungguh mencintai-Mu melebihi segala sesuatu. Jika Tuhan bertanya kembali apakah berani engkau mengurbankan sesuatu yang berharga bagi-Ku karena cintamu? Saudara ku terkasih kita akan diam seribu bahasa. Mengapa? Karena kita takut mengurbankan apa yang Tuhan mimta sebagai bukti cinta kita, bahkan mungkin kita akan menghujat Allah sebagai Allah yang kejam yang rela meminta suatu kurban dari kita. Saudaraku yang di kasihi Kristus, pada minggu-minggu prapaskah ini bacaan-bacaan akan mengajarkan kepada kita, tidak ada cinta tanpa pengorbanan dan tidak ada pengorbanan yang sia-sia.

   Bacaan pertama dari Kejadian 22:1-18 di katakan bagaimana Allah meminta abraham untuk mengurbankan anaknya, abraham karena cintanya kepada Allah ia mengurbankan anak satu-satunya walaupun berat bagi abraham. Walaupun tidak mudah bagi abraham, tetapi karena cintanya kepada Tuhan melebihi segalanya ia mempersembahkan yang paling berharga anaknya sendiri. Saudara di dalam bacaan ke dua Roma 8:32 mengatakan Allah bahkan tidak menyayangkan anak-Nya sendiri, tetapi menyerahkan-Nya demi kita semua. Allah begitu mencintai umat manusia, cinta Allah terhadap umat manusia menuntut korban. Ia korbankan Putra tunggal-Nya. Ia korbankan Yesus satu-satu Anak yang Ia cintai agar manusia di selamatkan karena Allah begitu mencintai manusia, maka Allah mengurbankan Anak-Nya dan manusia beroleh keselamatan, inilah contoh cinta menuntut pengorbanan.

   Di dalam bacaan injil hari ini mengisahkan kisah transfigurasi Yesus yang dimuliakan. Kemuliaan Yesus yang ia terima semata-mata karena Ia juga harus mengorbankan hidup-Nya, di katakan Ia harus menderita. Yesus harus menderita, Yesus harus mati, dan akhirnya di salibkan itu semua karena bentuk pengorbanan Yesus yang mencintai umat manusia. Maka saudara ku terkasih kiranya dari kita pun di tuntut jika kita mencintai Allah kita harus berani mengorbankan apa yang kita miliki sekalipun yang paling berharga, Allah mempunyai hak untuk itu karena inilah bukti cinta kita kepada Allah, namun sering kali kita takut kehilangan yang berharga. Saudaraku kalau di dalam cinta menuntut pengorbanan maka setiap pengorbanan tidak ada kesia-siaan.

     Kita kembali pada bacaan pertama ketika abraham menyerahkan anak-Nya sebagai bentuk cintanya pada Tuhan, Allah melihat kesetiaan abraham, Allah melihat iman abraham, dan membenarkannya. Allah menganti korban ishak dengan domba yang Allah sediakan sendiri , bukan hanya itu bahkan Allah menganti dengan berkat-Nya yang berlimpah sehingga abraham menjadi bapa segala bangsa, anak keturunanya seperti bintang di langit dan seperti pasir di pantai. Di dalam bacaan ke duapun Allah karena cinta-Nya Ia harus menyerahkan nyawa-Nya, nyawa anak-Nya, buah yang di hasilkan saudaraku terkasih keselamatan bagi umat manusia. Demikian juga Yesus karena Ia mengorbankan hidup-Nya demi cinta kepada umat manusia buah yang di hasilkan adalah kemuliaan.

    Kemuliaan yang Ia peroleh karena sengsara dan wafat sebagai bentuk penyerahan diri, sebagai bentuk korban. Maka saudaraku jangan takut bila Allah menuntut kita untuk berkorban, kita tidak akan kehilangan. Tidak akan ada kesia-siaan di dalam korban-korban yang kita persembahkan kepada Allah. Kalau Allah sunguh-sunguh menuntut sesuatu yang berharga dari kita beranikah saudaraku? Mari abraham telah menberikan teladan. Allah sendiri telah menberikan contoh, demikian juga mari kita semakin berani mengorbankan apa yang berharga dari kita bila Allah menuntut sebagai bukti cinta kita. Beranikah saudaraku? Kenyatan banyak orang lebih mengorbankan Allah dari pada harta atau miliknya. Banyak orang lebih memilih harta, kekayaan, kedudukan dari pada harus memilih imannya. 

   Allah yang di korbankan bukan, bukan harta atau kedudukan yang ia miliki, maka saudaraku terkasih, bukan suatu kekejaman bila Allah menuntut korban dari kita, ini semua bukti cinta kita. Kita tunjukan, kita wujutkan cinta kita dengan semakin berani kita berkorban bila Allah menuntut. Seringkali Allah meminta kepada kita tetapi kita tidak berani, sebagai contoh kita tahu panggilan begitu semakin berkurang saat ini, bila Allah meminta anak kita putra dan putri kita yang paling berharga sebagai harta milik kita berani menyerahkannya? Terkadang kita mengatakan biar anak orang lain saja bukan anak saya, namun saudaraku terkasih bila anda sungguh-sungguh mencintai Tuhan. Mari kita semakin berani untuk menyerahkan apa yang kita miliki sekalipun yang paling berharga. Karena saudaraku tidak ada kesia-siaan di dalam korban kita. 

   Allah akan mengantinya dengan berkat-berkat yang berlimpah seperti abrahan, seperti Yesus yang memperoleh kemuliaan. Berkat Tuhan akan kita peroleh yang tersembunyi yang disiapkan bagi kita, kalau kita semakin berani untuk berkorban.  Karena Allah menuntut bahwa di dalam setiap cinta ada pengorbanan. Dan di dalam setiap pengorbanan tidak ada kesia-siaan, Allah akan mengantinya dengan berkat-berkat-Nya yang semakin berlimpah. Saudara mari kita tunjukan cinta kita pada Tuhan dengan semakin berani untuk berkorban. Biarlah pada masa prapaskah ini kita semakin di beranikan untuk menjawab cinta Tuhan dengan semakin berani mengorbankan apa yang kita miliki sekalipun yang paling berharga jika Tuhan menuntunnya 
Amin.

    

0 comments: